Saya adalah mahasiswi profesi yang mengambil Ners. Lulusan sarjana keperawatan yang harus mengabdi kurag lebih setahun dirumah sakit, puskesmas, maupun panti werdah/ jompo.
Selalu ada banyak hal yang terjadi selama profesi. Baik yang menyenangkan, sampai yang paling menyebalkan. Tentunya kedua hal tersebut bisa dijadikan pelajaran.
Hari ini saya ke farmasi yang terdapat di lantai 3 gedung sebelah. Saya sedang melihat sebuah transaksi pengambilan obat antara adik siswi bidan dan kakak pegawai yang bertugas di farmasi. Dengan suara yag menurut saya tidak sopan, sedikit bernada cepat dan tinggi sang kakak pegawai berkata
"Bacalah itu cepat dek, apa nama obatnya"
"Dex.. dex..."
"Bacalah dek, bisa baca kan. Itu ada nama obatnya baca aja"
"Dex. Dex....."
"Udah gausah dipaksa. Gausah keinggris inggrisan. Baca aja biasa ga bisa rupanya"
"Dext..dextroose... 500cc, kak"
"Ha, nah terus apa..."
Dan nada beliau pun kembali reda. Sedih rasanya ketika pegawai yang kiranya bisa menjadi panutan kok begitu dalam berbicara. Ya wajar saja saya rasa bagi adik bidan kesusahan dalam membaca jika nama obat juga terlihat sulit. Apalagi jika memang adik bidan tidak terbiasa mengucapkan kata-kata yang mengandung unsur unsur bahasa inggris.
Ya bok ngomongnya sopan gitu loh. Toh yang datang juga baik baik. Mintanya baik baik. Ngomongnya baik baik, bok diwelcomein juga dengan baik. Saya mah ga kuat jumpa orang begituan. Seperti kurang diajarkan dalam menggunakan tata bahasa yang baik dan intonasi yang baik pula.
Buka pertama kali saya bertemu kisah kisah seperti ini. Ada baiknya ditegur saja kalau dibentak. Toh kalau gamerasa bersalah kenapa harus takut?
0 comments: